Desa Sompak merupakan salah satu desa yang terletak di Kecamatan Sompak, Kabupaten Landak, Provinsi Kalimantan Barat. Desa ini memiliki sejarah panjang yang erat kaitannya dengan perkembangan masyarakat Dayak Kanayatn yang mendiami wilayah pegunungan dan perbukitan di bagian tengah Kalimantan Barat.
Asal-usul Nama Sompak
Nama "Sompak" berasal dari bahasa Dayak Kanayatn yang diyakini memiliki arti "bertemu" atau "tempat pertemuan". Konon, dahulu kala kawasan ini merupakan tempat berkumpulnya beberapa kelompok masyarakat Dayak dari berbagai arah untuk bermusyawarah atau bermukim bersama. Dari situlah nama "Sompak" mulai digunakan untuk menyebut daerah tersebut.
Pemukiman Awal
Menurut cerita dari para tetua adat, pemukiman awal di Sompak telah ada sejak ratusan tahun lalu. Masyarakat hidup secara tradisional dengan bertani ladang, berburu, dan mengumpulkan hasil hutan. Sistem pemerintahan adat masih sangat kuat, dengan peran penting dari kepala adat atau Panglima Adat dalam mengatur kehidupan sosial, hukum adat, serta upacara adat.
Masa Kolonial
Pada masa penjajahan Belanda, wilayah Sompak tidak terlalu banyak tersentuh secara langsung karena letaknya yang cukup terpencil. Namun, pengaruh pemerintahan kolonial mulai terasa melalui penyebaran agama Katolik yang dibawa oleh para misionaris. Sejak saat itu pula, pendidikan dan pelayanan kesehatan mulai masuk ke wilayah pedalaman termasuk Desa Sompak.
Masa Kemerdekaan
Setelah Indonesia merdeka pada tahun 1945, wilayah Landak yang sebelumnya termasuk dalam Kewedanaan Ngabang menjadi bagian dari Kabupaten Mempawah, sebelum akhirnya Landak resmi menjadi kabupaten sendiri pada tahun 1999. Desa Sompak pun mengalami banyak perubahan, terutama dalam struktur pemerintahan desa yang bertransformasi menjadi sistem desa administratif di bawah pemerintah pusat.
Perkembangan Terkini
Kini, Desa Sompak telah berkembang dengan berbagai fasilitas umum seperti sekolah, puskesmas, dan jalan penghubung antar desa. Masyarakat masih mempertahankan budaya Dayak Kanayatn dalam kehidupan sehari-hari, termasuk tradisi Naik Dango, upacara panen padi yang dilaksanakan setiap tahun.